Hadits

[Hadits][bleft]

Akhlaq

[Akhlaq][bsummary]

Pendidikan

[Pendidikan][twocolumns]

Metode, Tantangan dan Sikap Dakwah (2)



                                                 Oleh : Dr. Mahmoed ben As Syaref



Tantangan:


Melaksanakan dakwah, terutama di zaman modern ini, bukan urusan yang mudah. Sebab di sana sini sudah banyak tantangan tantangan yang dihadapkan kepada kita, siap menunggu dengan senjata mereka masing-masing, atheisme, kapitalisme, sekularisme, komunisme, materialisme, idealisme, buddhisme, naturalisme, dualisme, eksistensialisme dan isme-isme lainnya di mana mereka itu hidup di tengah-tengah majunya peradaban dan kebudayaan, mengintai dan membuntuti Islam, serta berusaha untuk mematikan sinarnya, dengan mulut mereka, atau setidak-tidaknya menghalang-halangi jalannya. Karena itu para Dai harus mempunyai beberapa persiapan-persiapan yang matang seperti: Ilmu pengetahuan, pengalaman dan kesabaran sehingga nyata kemenangan di tangan kita, atau kita mati karenanya....

Sikap: 
Firman Allah :

“Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian mereka di bunuh atau mati, Allah benar-benar akan memberikan kepada mereka rezki yang baik (surga). Dan sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pemberi rezki”. (al-Hajj : 58)


Menghadapi segala tantangan, kita harus mempunyai semacam sikap tertentu, dalam hal ini maka ayat di atas berikan memberikan tuntunan tegas kepada kita, yaitu: Hijrah. Yang dimaksud hijrah di sini, bukan hanya pindah ke tempat yang aman, atau mengungsi ke hutan, lari dari situasi yang memburuk, atau bersembunyi dari perang dan ancaman musuh, tetapi justru ini berlaku pula dalam pelaksanaan dakwah Islamiyah. Hijrah dalam dakwah bukan berarti perang dingin atau perang urat syaraf, tetapi untuk mengisi daerah kosong di dalam hati dengan Tauhid dan keyakinan agama, meratakan sinar Tuhan di kalangan umat manusia, agar segala khurafat, bidah dan kemusyrikan luar dalam dapat segera dimusnahkan.


Pandangan:
Dengan bimbingan ayat-ayat al-Quran itu kita memperoleh suatu gambaran dan pandangan, bahwa kita kaum muslimin wajib menggarisbawahi segala dilema dan kemelut peradaban umat manusia dewasa ini, baik di barat maupun di timur. Dengan begitu kita akan ikut serta menanam andil di dalamnya, dengan menyodorkan perundang-undangan islam dan mendampingi mereka  dengan syariat agama, memecahkan problematika nya dengan penuh rasa tanggung jawab berdasarkan prinsip kasih sayang dan perdamaian dunia.


Di sana bumi gersang yang dialami oleh kaum materialis, menghembuskan debu kegelapannya hendak menutupi segala kenyataan nyala sinar kemurnian Islam. Disini Gurun Sahara yang tandus, tempat berkumpulnya para kapitalis, mendebarkan pasir panasnya untuk membutakan sinar pandangan kebenaran hakikat agama Islam.

Di situ padang rumput tempat gembala-gembala sekularisme bersenandung lagu-lagunya yang Sumbang memekakkan telinga. Karena itu wajib kita mempunyai persediaan yang cukup matang, terorganisir dan dikoordinir, menjaga kemungkinan datangnya serangan secara spontanitas. Jauh sebelum ini, kita yang sudah mendiami tanah subur di tepi sungai yang tak pernah kering airnya, jernih mengalir ke sekitar kita dari sumbernya, kita harus memperbaharui semangat dan meningkatkan tekad memperbaiki sikap, memahami seluk beluk pertanian - umpamanya - dalam hubungannya dengan pengelolaan tanah, peningkatan prestasi kerja untuk menerima hasil yang positif dengan kualitas yang terjamin, kemudian dapat bersama kita nikmati, memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat manusia.



Demikian Kami maksudkan bahwa dari dalam tubuh umat Islam sendiri harus mampu menjadi sumber segala kemakmuran hidup dan sanggup menjadi pusat tumpuan hidup yang Hakiki.



Penutup: 

Bahwa umat Islam dewasa ini sudah mulai bangkit dari tidurnya, bergerak bersama-sama ke satu arah, jurusan dakwah Islamiyah. Walaupun kenyataan telah menunjukkan demikian adanya, namun kita selalu dan masih senantiasa mengharapkan peningkatan kebangkitan itu sendiri, kini masih belum mencukupi kebutuhan. Lapangan masih luas, dan tantangan masih banyak, musuh-musuh kita juga belum habis. Bahkan mereka dengan persenjataannya yang paling modern, bersembunyi di balik tameng yang tangguh. Maka kita perlu terjun ke medan dakwah ini, menjadi kader penerus yang bersenjatakan ilmu pengetahuan dan agama. Dengan cara ini, dengan metode dan segala persyaratannya, kita akan mampu membangun benteng yang lebih kokoh....


Dakwah adalah juru bahasa paling baik....

Wallahualam bisshowab

Tidak ada komentar: